Rabu, 01 Juni 2011

Paku

Paku…


      Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk menancapkan sebuah paku dip agar belakang setiap kali dia marah…..
     Hari pertama anak itu telah memakukan 48 paku ke pagar setiap kali dia marah. Lalu secara bertahap jumlah itu berkurang. Anak itu menyadari bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan paku ke pagar….
     Akhirnya tibalah hari dimana anak itu merasa sama sekalibisa mengendalikan amarahnya dan mampu lebih dapat bersabar. Anak tersebut memberitahukan hal ini kepada ayahnya. Kemudian ayahnya mengusulkan agar anak tersebut mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah….
     Hari-hari berlalu dan anak laki-laki itu akhirnya memberitahu ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya. Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar. Hmmmm….kamu telah berhasil dengan baik anakku, tetapi….lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya.
“anakku… ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan, kata-katamu akan meninggalkan bekas seperti lubang ini di Hati orang lain…
Duhai anakku…..
     Engkau bisa saja menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu. Tetapi, meski engkau mengucapkan ribuan kali kata maaf, bekas luka tersebut akan tetap ada…. Dan luka karena kata-kata akibat dari kemarahan atau fitnah bahkan gossip/ghibah adalah lebih pedih daripada luka fisik.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger